Download Lagu Terbaru Landasan Teologis Pendidikan Agama Katolik (Pak) Kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen telah ada semenjak pembentukan umat Allah yang dimulai dengan panggilan terhadap Abraham. Hal ini berlanjut dalam lingkungan dua belas suku Israel hingga dengan zaman Perjanjian Baru. Sinagoga atau rumah ibadah orang Yahudi bukan hanya menjadi daerah ibadah melainkan menjadi sentra acara pendidikan bagi belum dewasa dan keluarga orang Yahudi. Beberapa nas di bawah ini dipilih untuk mendukungnya, yaitu:
1. Kitab Ulangan 6: 4-9.
Allah memerintahkan umat-Nya untuk mengajarkan perihal kasih Allah kepada belum dewasa dan kaum muda. Perintah ini kemudian menjadi kewajiban normatif bagi umat Kristen dan forum gereja untuk mengajarkan kasih Allah. Dalam kaitannya dengan Pendidikan Agama Kristen belahan Bibel ini telah menjadi dasar dalam menyusun dan menyebarkan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Didiklah orang muda berdasarkan jalan yang patut baginya maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Betapa pentingnya penanaman nilai-nilai iman yang bersumber dari Bibel bagi generasi muda, ibarat flora yang semenjak awal pertumbuhannya harus diberikan pupuk dan air, demikian pula kehidupan iman orang percaya harus dimulai semenjak dini. Bahkan ada pakar PAK yang menyampaikan pendidikan agama harus diberikan semenjak dalam kandungan ibu sampai
Baca Juga
3. Matius 28:19-20
Tuhan Yesus Kristus memperlihatkan amanat kepada tiap orang percaya untuk pergi ke seluruh penjuru dunia dan mengajarkan perihal kasih Allah. Perintah ini telah menjadi dasar bagi tiap orang percaya untuk turut bertanggung jawab terhadap Pendidikan Agama Kristen. Sejarah perjalanan agama Kristen turut dipengaruhi oleh kiprah Pendidikan Agama Kristen sebagai pembentuk sikap, huruf dan iman orang Kristen dalam keluarga, gereja dan forum pendidikan. Oleh sebab itu, forum gereja, keluarga dan sekolah secara bahu-membahu bertanggung jawab dalam kiprah mengajar dan mendidik anakanak, remaja, dan kaum muda untuk mengenal Allah Pencipta, Penyelamat, Pembaru,
dan mewujudkan fatwa itu dalam kehidupan sehari-hari.
Sejarah perkembangan Pendidikan Agama Kristen diwarnai oleh dua pemetaan pemikiran. Masing-masing pemikiran mempunyai pembenarannya dalam sejarah, yaitu pemikiran bahwa ruang lingkup pembahasan PAK seharusnya mengacu pada kronologi Bibel sedangkan pemikiran lainnya yakni pembahasan PAK seharusnya mengacu pada tema-tema tertentu menyangkut problematika kehidupan. Dua pemikiran ini dikenal dengan Bible oriented dan issue oriented. Jika ditelusuri semenjak zaman PL, PB hingga dengan sebelum reformasi, pengajaran iman Kristen umumnya mengacu pada kronologi Bibel namun semenjak reformasi banyak sekali tema kehidupan telah menjadi lingkup pembahasan PAK. Artinya terjadi pergeseran dari Bible oriented ke issue oriented. Hal ini berkaitan dengan pemahaman bahwa iman harus mewujud di dalam tindakan atau praksis kehidupan. Menurut
Groome praksis bukan sekadar tindakan atau agresi melainkan praktik kehidupan yang melibatkan ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik secara menyeluruh. Berkaitan dengan dua pemikiran tersebut, ruang lingkup pembahasan PAK di SD-SMA dipetakan dalam dua strand, yaitu Allah Tritunggal dan karya-karya-Nya serta nilai-nilai kristiani. Dua strand ini mengakomodir ruang lingkup pembahasan PAK yang bersifat pendekatan yang berpusat pada Bibel dan tema-tema penting dalam kehidupan. Melalui pembahasan inilah diperlukan siswa sanggup mengalami “perjumpaan dengan Allah”. Hasil dari perjumpaan itu yakni terjadinya transformasi kehidupan.
Pemetaan ruang lingkup PAK yang mengacu pada tema-tema kehidupan ini tidak gampang untuk dilakukan sebab amat sulit mengubah mind set kebanyakan teolog, pakar PAK maupun guru-guru PAK. Umumnya mereka masih merasa aneh dengan banyak sekali pembahasan bahan yang mengacu pada tema-tema kehidupan. Misalnya: demokrasi, Hak Asasi Manusia, keadilan, gender, ekologi. Seolah-olah pembahasan mengenai tema-tema tersebut bukanlah menjadi ciri khas PAK. Padahal, teologi yang menjadi dasar bagi bangunan PAK gres berfungsi saat bertemu dengan realitas kehidupan. Jadi, pemetaan lingkup pembahasan PAK tidak sanggup mengabaikan salah satu dari dua pemetaan tersebut di atas; baik issue oriented maupun Bible oriented.
Mengacu pada hasil Lokakarya Strategi PAK di Indonesia yang diadakan oleh Departemen BINDIK PGI bersama dengan Bimas Kristen Depag RI bahwa isi PAK di sekolah membahas mengenai nilai-nilai iman tanpa mengabaikan iktikad atau ajaran. Namun, pembahasan mengenai tradisi dan fatwa (dogma) secara lebih spesifik diserahkan pada gereja (menjadi belahan dari pembahasan PAK di Gereja). Keputusan tersebut muncul berdasarkan pertimbangan: Mengacu pada hasil Lokakarya Strategi PAK di Indonesia yang diadakan oleh Departemen BINDIK PGI bersama dengan Bimas Kristen Depag RI bahwa isi PAK di sekolah membahas mengenai nilai-nilai iman tanpa mengabaikan iktikad atau ajaran. Namun, pembahasan mengenai tradisi dan fatwa (Dogma) secara lebih spesifik diserahkan pada gereja (menjadi belahan dari pembahasan PAK di Gereja). Keputusan tersebut muncul berdasarkan pertimbangan:
• Gereja Kristen terdiri dari banyak sekali denominasi dengan banyak sekali tradisi dan fatwa sebab itu menyangkut doktrin yang lebih spesifik tidak diajarkan di sekolah.
• Menghindari tumpang tindih (overlapping) bahan PAK di sekolah dan di gereja.