Download Lagu Renungan Harian Katolik Jumat, 15 September 2017
Bacaan Injil
Lukas 2:33-35
Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Allah, mereka amat heran mendengar pernyataan Simeon perihal Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Mariaibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak itu ditentukan untuk menjatuhakan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang mengakibatkan perbantahan- dan suatu pedang akan menebus juwamu sendiri-, supaya menjadi kasatmata pikiran hati banyak orang."
"Dukacita mendahului kemenangan. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian," Semangat menyerupai ini lahir dari dalam diri orang -orang yang mempunyai iman, keinginan dan kasih; inilah gejala seorang yang saleh. Jika tidak, penderitaan dan sakit sekecil apa pun akan dilihat sebagai suatu kemalangan dan bahkan tamat dari segalanya. Santo Paulus dalam surat kepada orang Ibrani (5:7-9) memberikan dengan terperinci perihal katekase penderitaan.: Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Yesus telah mencar ilmu menjadi taat di tengah gejolak dan tantangan yang mengancam jiwa-Nya, bahkan hingga Ia harus menderita wafat di kayu salib. Oleh ketaatan-Nya itu, Ia mencapai kesempurnaan dan menjadi pokok keselamatan kita. Ketaatan Yesus bukan ketaatan buta, tetapi lahir dari iman, harapan, dan kasih-Nya pada Bapa.
Inilah juga yang dialami Bunda Maria. Bagai sebilah pedang menusuk jantungnya tatkala ia menyaksikan sendiri bagaimana anak terkasihnya, Yesus, ditolak oleh orang sekampungnya, dibenci dan dipergunjingkan oleh para ulama dan pemimpin bangsanya sendiri, bahkan disesah, dicaci maki, diseret dan disalibkan hingga wafat di kayu salib. Puncak kepedihan hati Maria amat terasa saat memangku badan tak bernyawa anak semata wayangnya, di Bukit Golgota, selepas diturunkan dari salib. Pedih dan teramat perih. Namun iman, keinginan dan kasih Bunda Maria pada Allah menciptakan ia harus tunduk dan taat pada kehendak-Nya. Semuanya itu harus dilalui menuju kemuliaan kebangkitan.
Tuhan Yesus, berilah saya iktikad yang teguh dan kasih yang taat menyerupai Bunda Maria, semoga saya berpengaruh bertahan di dalam segala cobaan dan derita hidup sebagai jalan menuju keselamatan. Amin.