Download Lagu Renungan Harian Kristen Katolik Minggu, 15 Oktober 2017
Bacaan Injil: Mat. 22:1-10 (22:1-14)
sentuhhatikubapa.blogspot.com_Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:"Hal Kerajaan Surga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakan kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak peliharaanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.
Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, kemudian menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan aben kota mereka. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kau jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
Renungan
Pesta perkawinan selalu diwarnai sukacita dan kegembiraan. Baik mempelai, keluarga, maupun permintaan ambil kepingan dalam suasana bahagia. Umumnya kebahagiaan, syukur, dan pemberian ditandai dengan perjamuan bersama.
Peristiwa yang sangat manusiawi diketengahkan Yesus untuk melukiskan kasih dan keselamatan Allah. Kerajaan Allah merupakan suasana komplotan , kebersamaan penuh cinta dan kegembiraan. Allah mengundang setiap orang untuk ambil dalam hidup dalam suasana cinta demikian. Supaya layak ikut serta dalam kasih dan keselamatan Allah diperlukan doktrin serta kesungguhan untuk menghidupinya. Namun, sering kali insan hirau terhadap kebaikan dan permintaan keselamatan Allah yang diungkapkan dalam aneka macam bentuk. Kecenderungan mementingkan kebutuhan manusiawi, keangkuhan intelektual dan kesombongan religius sering kali membutakan hati terhadap kebaikan Allah.
Nabi Yesaya menegaskan kebaikan Tuhan seraya mengisahkan keselamatan bagi orang yang setia pada jalan-Nya. Keselamatan di sampaikan bagi semua bangsa. Ia menawarkan kebahagiaan dan kegembiraan alasannya yaitu ikut serta dalam permintaan keselamatan-Nya (bdk. Yes. 25:8). Apakah kita berani untuk mewartakan kegembiraan dan sukacita Allah dalam hidup sehari-hari?
Ya Yesus, betapa sering saya mengingkari cinta-Mu. Aku lebih senang berjalan dengan kehendakku sendiri. Dampingilah saya supaya menyerahkan diri seutuhnya pada jalan-Mu. Amin.